Kelihatannya Cuma Minuman, Tapi Gula Berlebih Bisa Bikin Organ Berantakan !
- 20 November 2025
- 29

Belakangan ini timeline media sosial lagi rame banget sama minuman manis yang viral warnanya colorful, topping melimpah, sampai kemasannya gemesin. Strategi marketing kayak gini memang jenius, karena anak-anak otomatis langsung bilang “MAU!”.
Sebagai orang dewasa saja kadang susah nolak, apalagi anak-anak yang memang mudah tertarik visual.
Sebenarnya, gula adalah sumber energi yang dibutuhkan tubuh. Tapi asupan gula berlebih pada anak bisa mengganggu kesehatan dan tumbuh kembang, bahkan memicu berbagai penyakit di masa depan. Hal yang terlihat sepele justru bisa jadi masalah besar kalau dikonsumsi terus-menerus.
Menurut Kemenkes RI, batas maksimal konsumsi gula harian anak adalah 6 sendok teh termasuk dari makanan dan minuman.
Masalahnya, banyak minuman kekinian mengandung 22,8 gram gula per 250 ml, jauh di atas kebutuhan anak. Tubuh anak juga belum siap memproses gula tambahan dalam jumlah sebanyak itu.
Tubuh manusia memang butuh karbohidrat, tapi tidak didesain untuk mengolah gula tambahan (sukrosa) berlebihan. Jika masuk terlalu banyak, tubuh jadi kewalahan dan organ-organ penting anak bisa mengalami stres metabolik.
Konsumsi minuman manis kini menjadi kebiasaan sehari-hari banyak anak. Padahal, minuman dengan kadar gula tinggi dapat memberikan efek jangka panjang yang membahayakan kesehatan mereka. Berikut adalah beberapa dampak serius yang perlu diwaspadai orang tua:
Asupan gula tinggi akan meningkatkan kalori secara signifikan. Ketika tubuh tidak mampu membakar kalori tersebut, kelebihan energi disimpan dalam bentuk lemak. Kondisi ini membuat anak lebih mudah mengalami kenaikan berat badan berlebih atau obesitas, yang kemudian dapat memicu berbagai risiko kesehatan lain, seperti gangguan hormon hingga masalah pernapasan.
Gula merupakan “makanan favorit” bagi bakteri di dalam mulut. Ketika anak mengonsumsi minuman manis, kadar keasaman dalam rongga mulut meningkat. Lingkungan asam ini mempercepat pertumbuhan bakteri penyebab gigi berlubang. Jika dibiarkan, kerusakan gigi bisa bertambah parah hingga mengganggu nafsu makan, proses mengunyah, dan perkembangan bicara anak.
Mengonsumsi gula berlebihan dapat membuat tubuh anak menjadi kurang sensitif terhadap insulin. Seiring waktu, sensitivitas insulin yang menurun ini dapat meningkatkan risiko prediabetes hingga diabetes tipe 2. Kondisi diabetes pada anak bukan hanya memengaruhi metabolisme tubuh, tetapi juga berdampak pada kualitas hidup mereka di masa mendatang.
Ginjal berfungsi menyaring sisa metabolisme dan mengatur keseimbangan cairan tubuh. Ketika anak terlalu sering minum minuman manis, ginjal bekerja lebih keras memproses kelebihan gula. Jika berlangsung terus-menerus, nefron (unit penyaring ginjal) bisa mengalami kerusakan, sehingga fungsi ginjal perlahan menurun. Dalam jangka panjang, hal ini dapat memicu gangguan ginjal lebih serius.

Kecanduan minuman manis bukan hal yang muncul tiba-tiba. Anak dapat terjebak dalam siklus craving karena peningkatan gula darah yang cepat diikuti penurunan drastis. Untuk mencegahnya, orang tua dapat menerapkan langkah-langkah berikut:
1. Selalu Cek Label Kemasan
Sebelum memberikan minuman kemasan kepada anak, biasakan membaca label nutrisi. Jangan tertipu kemasan warna-warni atau karakter lucu. Perhatikan jumlah gula per sajian, bahan tambahan, dan kandungan pemanis buatan. Ini membantu orang tua lebih selektif dalam memilih minuman yang aman.
2. Biasakan Anak Minum Air Putih
Air putih adalah pilihan terbaik untuk menjaga hidrasi tanpa tambahan gula. Dengan membiasakan anak minum air putih sejak dini, mereka tidak akan mudah mencari minuman manis. Selain itu, konsumsi air putih yang cukup juga mendukung fungsi organ dan metabolisme tubuh secara optimal.
3. Batasi Konsumsi Manis
Jika ingin memberikan minuman manis, pilih yang rendah gula dan tetap batasi frekuensinya. Membuat kesepakatan seperti “minuman manis hanya di akhir pekan” bisa menjadi langkah awal yang efektif. Pembatasan bertahap membantu anak tidak merasa dilarang secara ekstrem, namun tetap terjaga asupannya.
4. Ajak Anak Makan Buah
Buah mengandung gula alami, serat, vitamin, dan mineral yang lebih sehat dibanding gula tambahan dalam minuman kemasan. Mengganti minuman manis dengan jus buah tanpa gula, smoothies sederhana, atau potongan buah segar dapat mengurangi ketergantungan anak terhadap minuman bergula tinggi.

by Ratu_Azahra
Baca Juga Jangan Cium Anak Sembarangan, Resiko Tertular Penyakit
Jika SobatMoms mulai merasa khawatir dengan kebiasaan konsumsi gula anak atau ingin memastikan kondisi tumbuh kembang si kecil tetap dalam batas sehat, RS Roemani Muhammadiyah Semarang siap menjadi partner kesehatan keluarga Anda.
Tim dokter spesialis anak RS Roemani berpengalaman dalam menangani berbagai masalah kesehatan anak, termasuk:
Dengan fasilitas lengkap dan pendekatan medis yang ramah anak, RS Roemani berkomitmen memberikan layanan terbaik demi memastikan si kecil tumbuh sehat, aktif, dan bebas dari risiko kesehatan akibat konsumsi gula berlebihan.
📍 Instalasi Poli Rawat jalan – RS Roemani Muhammadiyah Semarang
Jl. Wonodri No 22, Semarang
☎️ (024) 8444625 / 8444626
📱 WhatsApp Customer Service: 089531464260
📅Cek jadwal Poliklinik RS Roemani
📅 Pendaftaran Online RS Roemani
Senin - Jumat 07.00 - 21.00
Sabtu 07.00 - 19.00
Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang
Rumah Sehat Keluarga Islami
https://www.instagram.com/rs.roemani.muhammadiyah/reel/DEmLyyEyDpz/
Referensi :
Tidak ada Komentar