TEH UNTUK ANAK? EMANG BOLEH?

Assalamualaikum SobatMoms

Jangan sembarangan memberikan teh kepada anak kita ya Sobatmoms, nyatanya kandungan teh dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak

Yuk simak, ..

 

image by dr. Jati SpA

Teh merupakan minuman yang sangat populer di Indonesia, sering kali menjadi bagian dari budaya makan dan minum sehari-hari. Bahkan, dalam beberapa keluarga, teh kerap disajikan kepada anak-anak sebagai minuman ringan atau pelengkap sarapan. Namun, banyak orang tua dan pengasuh tidak menyadari bahwa memberikan teh kepada anak, terutama bayi dan balita, bisa berdampak negatif pada kesehatan mereka.

Teh manis kerap disajikan pada waktu makan atau sebagai minuman pendamping di sela-sela aktivitas. Anak-anak mungkin terbiasa minum teh sejak usia dini karena kebiasaan keluarga yang menganggapnya sebagai minuman ringan yang aman dan menyegarkan.

Namun, ada ketidaktahuan di kalangan masyarakat tentang bahaya pemberian teh pada anak kecil. Banyak orang tua berasumsi bahwa teh lebih baik daripada minuman lain seperti soda atau jus kemasan, tanpa memahami dampak jangka panjang dari penghambatan penyerapan zat besi dan masalah kesehatan lainnya. Dalam budaya Indonesia, teh sering kali dianggap sebagai minuman “aman”, bahkan diberikan kepada balita sebagai pengganti air putih.

Mengapa Teh Tidak Boleh Diberikan kepada Anak?

Teh, khususnya teh hitam dan hijau, mengandung zat yang disebut tanin, yaitu senyawa yang berfungsi sebagai antioksidan. Meskipun tanin memiliki manfaat kesehatan bagi orang dewasa, senyawa ini dapat menghambat penyerapan zat besi dalam tubuh. Bagi anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, zat besi merupakan salah satu nutrisi terpenting. Zat besi membantu pembentukan hemoglobin, protein dalam darah yang bertugas membawa oksigen ke seluruh tubuh. Tanpa zat besi yang cukup, anak-anak berisiko mengalami anemia defisiensi besi, yang bisa menghambat perkembangan fisik dan kognitif mereka.

Fakta Penting tentang Pengaruh Teh pada Kesehatan Anak:

  1. Tanpa Zat Besi yang Cukup, Anak Berisiko Anemia
    Menurut data dari IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), anemia akibat defisiensi zat besi adalah salah satu masalah gizi utama pada anak-anak di Indonesia. Hal ini bisa memperlambat perkembangan otak, menurunkan kecerdasan, serta menyebabkan masalah pada perkembangan motorik. Anak dengan anemia juga cenderung lebih cepat lelah, kurang aktif, dan mengalami kesulitan belajar.
  2. Tanaman Teh Mengandung Kafein
    Selain tanin, teh juga mengandung kafein, meskipun dalam kadar yang lebih rendah dibanding kopi. Namun, untuk anak-anak, bahkan sedikit kafein dapat menyebabkan efek yang merugikan seperti gangguan tidur, gelisah, serta peningkatan detak jantung. Anak yang mengonsumsi kafein berlebihan juga bisa mengalami masalah perilaku, sulit berkonsentrasi, dan hiperaktif.
  3. Menyebabkan Gangguan Penyerapan Nutrisi Lain
    Teh tidak hanya mengganggu penyerapan zat besi, tetapi juga bisa memengaruhi penyerapan nutrisi penting lainnya seperti kalsium dan magnesium, yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi yang kuat.
  4. Risiko Dehidrasi
    Meskipun teh adalah minuman cair, kandungan kafein di dalamnya memiliki sifat diuretik (meningkatkan produksi urin), yang dapat meningkatkan risiko dehidrasi pada anak jika dikonsumsi dalam jumlah besar. Ini terutama berbahaya di negara tropis seperti Indonesia, di mana cuaca panas bisa membuat anak lebih mudah kehilangan cairan.

Dampak Kekurangan Zat Besi pada Tumbuh Kembang Anak:

Jika anak-anak terus mengonsumsi teh, terutama pada masa-masa awal pertumbuhannya, mereka berisiko mengalami anemia defisiensi besi, yang dapat memperburuk kesehatan dan perkembangan mereka.

  1. Perkembangan Otak: Zat besi mendukung pembentukan dan fungsi sel-sel otak. Kekurangannya dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan kognitif, yang bisa berdampak pada kecerdasan anak.
  2. Motorik: Anak dengan anemia defisiensi zat besi bisa mengalami keterlambatan perkembangan motorik, seperti berjalan atau meraih objek dengan tepat waktu.
  3. Stunting: Kekurangan zat besi juga berkontribusi pada risiko stunting (pertumbuhan pendek), yang merupakan masalah kesehatan jangka panjang bagi anak-anak di negara berkembang.
  4. Sistem Kekebalan Tubuh: Anak yang kekurangan zat besi lebih rentan terhadap infeksi karena sistem kekebalan tubuh mereka melemah.

Minuman dan Makanan yang Dapat Menghambat Penyerapan Zat Besi

Selain teh, ada beberapa minuman lain yang juga dapat menghambat penyerapan zat besi, di antaranya:

  • Kopi: Mengandung polifenol yang mirip dengan tanin di teh, yang juga bisa menurunkan penyerapan zat besi.
  • Cokelat: Juga mengandung tanin yang dapat berdampak negatif pada penyerapan zat besi.

Makanan yang Dianjurkan untuk Tumbuh Kembang Anak

Sebaliknya, ada berbagai makanan yang dapat mendukung pertumbuhan anak dan membantu mereka mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan, termasuk zat besi. Berikut adalah beberapa makanan yang baik untuk tumbuh kembang anak:

  1. Makanan Kaya Zat Besi:
    • Daging merah: Seperti daging sapi, ayam, dan ikan.
    • Sayuran hijau: Bayam, brokoli, dan kale yang kaya akan zat besi non-heme.
    • Kacang-kacangan: Seperti lentil, kacang hitam, dan kacang merah.
  2. Makanan Tinggi Vitamin C: Vitamin C membantu penyerapan zat besi, terutama dari sumber nabati. Contohnya buah jeruk, stroberi, kiwi, dan paprika.
  3. Makanan yang Mengandung Kalsium: Susu, yogurt, dan keju baik untuk kesehatan tulang, namun harus diberikan dalam jumlah yang tidak berlebihan agar tidak mengganggu penyerapan zat besi.
  4. Sumber Lemak Sehat: Seperti alpukat, minyak zaitun, dan kacang-kacangan untuk mendukung perkembangan otak dan sistem saraf.
  5. Karbohidrat Kompleks: Nasi merah, oatmeal, dan kentang merupakan sumber energi yang baik untuk anak-anak yang aktif. 

Orang tua di Indonesia dapat menggantikan teh dengan minuman yang lebih sehat untuk anak-anak, seperti:

  • Air putih: Minuman terbaik untuk menjaga hidrasi dan kesehatan anak tanpa efek samping.
  • Susu: Sumber kalsium, vitamin D, dan protein yang baik untuk perkembangan tulang dan otot.
  • Jus buah segar: Jika diberikan dalam jumlah yang moderat, jus buah segar yang kaya akan vitamin C bisa membantu penyerapan zat besi dari makanan.
  • Air kelapa murni : Alternatif minuman alami yang baik untuk hidrasi dan kaya akan elektrolit.

Mengedukasi masyarakat tentang bahaya teh bagi anak kecil dan pentingnya zat besi dalam diet mereka harus menjadi bagian dari upaya peningkatan gizi nasional.

Pemberian teh kepada anak kecil, terutama bayi, sebaiknya dihindari karena dapat mengganggu penyerapan zat besi yang penting untuk perkembangan mereka. Kekurangan zat besi bisa menyebabkan anemia yang berdampak pada kecerdasan, motorik, serta kesehatan secara keseluruhan. Sebagai gantinya, berikan makanan kaya zat besi, vitamin C, dan nutrisi lain yang penting untuk tumbuh kembang optimal.